News
Wajib Tahu! Ini Perbedaan Kampas Rem Asbestos dengan non Asbestos
Banyak beredar di pasaran kampas rem asbestos dan non asbestos, namun sayangnya banyak juga produsen yang hanya sekedar memberi label non asbestos pada produknya. Padahal, nyatanya produk yang mereka tawarkan bukan non asbestos dan pembeli juga banyak yang terkecoh dengan hal ini. Untuk itu, pada artikel kali ini akan kita kupas tuntas perbedaan kampas rem asbestos dengan non asbestos.
(Kampas Rem Asbestos)
Dari segi visual, kampas rem asbestos kebanyakan berwarna abu-abu muda untuk brake pad nya dengan brake lining yang berwarna coklat muda. Kampas rem asbestos terbuat dari serat asbestos saja (Sudah tidak digunakan sejak 2004 oleh OEM Jepang, dan tahun 2000 oleh Eropa). Bahan bakunya menggunakan asbestos 40-60% , resin 12-15% resin, BaSO4 14-15%, dan sisanya adalah karet ban bekas, tembaga sisa kerajinan, dan frict dust (Untuk meningkatan koefisien gesek, biasanya ditambahkan lebih banyak metal.)
Untuk proses pembuatan, Kampas rem asbestos cenderung terlalu banyak menggunakan resin untuk memeperkuat ikatan. Efeknya adalah, kalau proses pembuatan dilakukan dengan sempurna maka akan membuat kampas rem menjadi keras. Maka dari itu untuk mengakali konsumen, produsen biasanya produsen akan membuat prosesnya menjadi setengah matang (agar empuk). Proses selanjutnya agar menuju sempurna akan dilanjutkan di rotor kendaraan, karena pada proses pengereman ada tekanan, panas dan waktu yang membuat proses polymer terjadi. Oleh karena itu kita sering merasakan empuk pada saat rem baru seminggu, sedangkan setelahnya rem menjadi keras.
(Kampas Rem Non Asbestos)
Visual kampas rem non asbestos biasanya berwarna agak lebih gelap dari kampas rem asbestos dan agak berpori. Kampas ini biasanya terbuat dari serat aramyd/ kevlatr/ twaron, rockwool, fiberglass, steel fiber dan carbon (semua produk original/eropa menggunakan ini).
Proses pembuatan rem non asbestos tidak menggunakan resin sebanyak rem asbestos, hal ini karena rem non asbestos memiliki serat yang lebih banyak sehingga tidak memerlukan resin yang terlalu banyak (diatas 10%). Maka dari itu kampas rem ini dapat diproses dengan sempurna di pabrik dan tidak keras. Jadi kalau ada pabrikan yang menawarkan non asbestos namun tetap keras, berarti formula resinnya diatas 10%
Untuk performance, kampas rem asbestos di temperatur 250 derajat celcius cenderung blong, sedangkan kampas rem non asbestos bisa mencapai 350-400 derajat celcius. Hal ini tentu berbahaya, mengingat kecepatan mobil yang ditawarkan di pasaram saat ini semakin tinggi. Semakin tinggi kecepatan sebuah kendaraan, maka semakin tinggi juga suhu saat pengereman.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa kampas rem non asbestos bisa merusak rotor, ini jelas salah. Karena kampas rem non asbestos menggunakan ukuran partikel yang seragam (mikro), tidak seperti kampas rem asbestos yang cenderung menggunakan tembaga bekas kerajinan yang ukurannya tidak seragam. Hal ini yang merusak rotor karena disamping penggunaan resin yang tinggi, kampas rem asbestos juga menggunakan metal yang banyak (dan juga tidak seragam).Biasanya pabrik yang menggunakan partikel tidak seragam bertujuan untuk menekan harga produksi.
Ada lagi yang mengatakan debu asbestos itu berbahaya, hal ini benar karena debu asbestos cenderung ringan, lembut, halu dan mudah menempel. Berbeda dengan non asbestos yang debunya cenderung berat sehingga tidak mudah terbang dan terhirup. Inilah mengapa syarat internasional untuk ECER 90(Euro standard), JASO, SAE, harus non asbestos.